Friday, October 14, 2011

Penghemat BBM Motor

[caption id="" align="alignleft" width="150" caption="Penghemat BBM Motor"]Penghemat BBM Motor[/caption]

Penghemat BBM Motor yang semula nampak padat di gantungan dan rak toko milik Putra sekarang kosong dan tak satupu tersisa. Hari ini dia berniat untuk memesan kembali beberapa kardus untuk stok

Penghemat BBM Motor


di tokonya.
dagangan yang dibawa oleh seorang dosen UI kemarin katanya nyaris habis. Untung saja beliau pandai merayu pembeli hingga semuanya laku. Berkah di Bulan Oktober, sore ini Putra akan berniat menemui gadis berjilbab itu. Dia terus terbayang-bayang dengan wajahnya yang innocent.
"Semoga dia belum dikhitbah oleh orang lain." Lirihnya sambil melipat beberapa potong pakaiannya lalu dimasukkan ke dalam lemari kayu.

Jarum jam masih menunjuk pukul 14.45 wib. Dia mengurungkan untuk tidur siang, dia tidak ingin sholat ashar berjama'ahnya tertinggal lagi seperti kemarin, dia serasa masih memiliki hutang yang tak kan bisa dibayar.

Penghemat BBM Motor yang akan dipesannya akan segera datang besok pagi pukul 08.00 wib. Usai melipat seluruh pakaiannya, Putra mengambil perlengkapan mandinya dan berwudhu.

Usai sholat ashar berjama'ah dari masjid, Putra dipanggil oleh seseorang. Kemudian dia menoleh ke arah suara itu berasal. "Mas Putra masih jualan penghemat bbm motor?"

"Eh pak RT. Iya masih jualan, tapi hari ini stoknya masih kosong. insyaallah besok sudah diantar lagi sama kurir. bapak mau pesan berapa?"

"Bapak pesan tiga sebetulnya. dua untuk anak bapak, satu untuk bapak sendiri. tapi kemarin adik saya yang dari lampung minta dibelikan juga tiga unit. jadi enam unit, kira-kira harganya kisaran berapa ya?"

Putra menjelaskan jika harga penghemat bbm motornya itu bervariasi tergantung tipe dan cc kendaraannya. Kemudian kedua laki-laki itu berpisah di pertigaan jalan, Putra segera bersiap-siap menemui gadis itu. Entah kenapa dia mendadak merasa gugup kali ini, dia bingung memilih kemeja atau kaos biasa? atau mungkin dia harus memakai baju koko? entahlah dia tak pernah seribet ini. biasanya Putra hanya mengambil pakaian yang menurutnya cocok saja ketika dipakai. "Oke, ini saja" sebuah baju koko berwarna krem dia padukan dengan celana panjang hitam dan kopyah berwarna cokelat tua. Dia bercermin di depan kaca.

Merapikan sedikit rambutnya, menarik bajunya kesana-kesini dan selesai. Dia memutuskan untuk tidak melewati jalan besar. dia sudah memetakan jalan pintas di otaknya. lima menit kemudian dia meyalakan motornya dan mencari-cari alasan kedatangannya ke sana untuk memberitahukan bahwa ada kemungkinan dia tidak bisa mengirim dagangannya tepat waktu. Cukup masuk akal menurutnya. Dia arahkan motornya dengan tenang dan kecepatan sedang. dia ingin motornya berjalan pelan namun tidak lambat. Putra masih gugup sehingga dia harus menata mental dan pendiriannya.

di tengah perjalanan dia menemukan beberapa obyek menarik sehingga dia nyaris melupakan rasa gugupnya. Seperti orang yang sedang berjualan balon yang berwarna-warni, tingkah pola anak kecil dan masih banyak lagi. sepuluh menit kemudian dia tiba di depan rumah sekaligus toko dia bertemu gadis itu. setelah mengucapkan salam, terlihat sosok lelaki tua botak keluar dari rumahnya. dia hanya mengenakan kaos oblong dan celana pendek. "Eh, Nak Putra. Tumben ke sininya sore. Tidak bawa penghemat bbm motor ini?"

"Tidak pak, hari ini saya mau memberitahukan sesuatu pada bapak."

"Oh, baiklah. masuk dulu." Putra melangkah melewati pintu pagar besi dan masuk ke dalam rumah besar itu, di dalam sana Putra mengatakan bahwa esok dia tidak bisa mengirim barangnya tepat waktu karena keterlambatan kurir penghemat bbm motor.

Penghemat BBM

[caption id="" align="alignleft" width="109" caption="Penghemat BBM"]Penghemat BBM[/caption]

Penghemat BBM itu dijual dengan harga tinggi. Budi untung besar bulan ini, karena banyak sekali pesanan

penghemat bbm


dagangannya yang satu ini. Dia sedang berada di ruangannya sekarang, menghitung keuntungan yang sedang menggelayutinya. Dia tertawa terbahak-bahak layaknya orang kerasukan setan. Girangnya bukan main sembari menggenggam uang ratusan ribu berlembar-lembar di tangannya. Entah setan apa yang merasukinya sekarang. Seakan dunia dan seisinya bisa dia beli dengan uang yang dimilikinya sekarang. Mungkin tak hanya itu, dia bisa membeli istana berisi ribuan bidadari-bidadari cantik yang bersedia menemaninya. Pikirannya melambung kemana-mana, seperti orang yang kehilangan akal, di ruang kerjanya yang lumayan luas. Seolah-olah dia berdansa dengan bidadari cantik, terlihat dari raut wajahnya..



“Hanya karena menjual penghemat bbm

! Aku bisa sekaya ini. Ha ha ha!” ujarnya. Suaranya yang membahana membuat karyawan-karyawannya berpikiran bosnya yang satu ini sedang kesurupan atau entah apalah yang terjadi padanya. Budi begitu optimis dia bisa meraih kesuksesan, begitu optimisnya, dia menjadi manusia yang sombong dan pelit. Pelit karena dia tak mau rugi sedikitpun. Tak jarang ketika perusahaannya mengalami sedikit penurunan, dia langsung memotong gaji karyawan-karyawannya tanpa belas kasihan. Sebetulnya mereka ingin sekali keluar dari perusahaan yang menurutnya seperti neraka jahanam itu, tetapi mereka juga sadar tak mudah menemukan pekerjaan baru di zaman seperti sekarang ini.

Penghemat BBM



itu di ambil dari teman sejawatnya dulu dengan setengah harga sehingga budi bisa menjualnya 3 kali lipat. Bayangkan! Sebenarnya dia dulu hanya iseng menjual penghemat bbm tapi entahlah, keberuntungan berpihak padanya. Tak hanya menjual penghemat bbm, Budi juga memiliki beberapa lembaga pendidikan di 3 tempat. Solo, Banten, Malang dan Bandung. Hanya bermodalkan penghemat bbm dia bisa berinvestasi besar. Banyak orang yang segan padanya. Namun banyak pula yang dongkol melihat kelakuannya yang semena-mena terhadap para karyawannya. Jangankan karyawannya, istrinya saja juga tidak menyukai sifat suaminya itu. Sudah menjadi rahasia umum kalau istrinya mau menikah dengannya hanya karena dia seorang pengusaha kaya. Namun Budi tidak menghiraukan perbincangan itu. Dia menganggapnya hanya sekedar angin lalu yang tak berguna. Memiliki istri cantik bak bidadari, uang banyak, perusahaan di mana-mana adalah kebahagiaan terbesarnya. Namun semua orang juga tahu kalau Tuhan sedang mengujinya dengan kekayaan itu. Dia tidak menggunakan kekayaan itu untuk kebaikan. Dia mengaku sudah haji, tak tanggung-tanggung, 4 kali beribadah haji dan 3 kali umroh pernah dia lakoni. Tapi entahlah, sifatnya tidak ada menunjukkan tanda-tanda haji yang mabrur. Seorang haji sering keluar masuk diskotik bersama wanita lain, istrinya tidak mempermasalahkan hal itu. Karena sang istri berideologi : Di rumah dia memang milikku, tapi diluar dia milik banyak orang. Gak istri, gak suami, sama-sama bejatnya. Begitu kalimat-kalimat pedas yang sering keluar dari orang-orang yang membenci mereka berdua.







Tidak hanya suaminya yang suka keluar masuk tempat-tempat maksiat. Istrinya pun demikian. Dia sering berangkat malam pulang pagi bersama teman-temannya yang kebanyakan adalah laki-laki. Bahkan pernah salah seorang tetangganya memergokinya berjalan tertatih-tatih dibopong dengan seorang lelaki yang bukan suaminya. Dia dalam keadaan mabuk waktu itu. Sepertinya iblis sudah bersemayam di hati mereka berdua. Hingga tidak memperdulikan lagi adab dan tata cara dalam berkehidupan.







Budi begitu mencintaipenghemat bbm produknya. Bahkan melebihi cintanya pada istrinya. Dan sekali lagi hanya karena Penghemat BBM!

 

 

No comments:

Post a Comment